Jumat, 28 Oktober 2011

Mengenal dan Mengatasi STRESS


***
Pernah merasakan stress? Yang pernah atau sedang stress hayo ngaku..^_^.. tenang..ga usah khawatir, stress adalah hal yang wajar koq. Mana ada orag yang ga pernah stress dalam hidupnya?. Stress merupakan reaksi tubuh pada diri seseorang akibat berbagai persoalan yang dihadapi. Gejala-gejalanya mencakup mental, sosial dan fisik; bisa berupa kelelahan, kemurungan, kelesuan, kehilangan atau meningkatnya nafsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur atau malah tidur berlebihan. Perasaan was-was dan frustrasi juga bisa muncul bersamaan dengan stress.



Menurut penelitian Seorang psikolog David Baker, stress pada diri seseorang akan mengubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Ia juga menyimpulkan bahwa stress bisa menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit berupa menurunnya jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut mudah terserang penyakit, dan sulit sembuh karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, atau sel-sel antibodi banyak yang kalah. Stress yang sudah berjalan sangat lama akan membuat letih health promoting response dan akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh. Banyak penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab-akibat antara stress dengan penyakit seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu kesadaran penuh setiap orang untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja, tetapi juga psikisnya agar tidak mudah dihinggapi stess. 

Mengenali Sumber Stress
Menurut beberapa penelitian ada Tiga sumber utama stess; faktor lingkungan, fisik dan pikiran. Penyebab stress pada kebanyakan orang umumnya menyangkut persoalan ekonomi, kesehatan, keluarga, dan masalah pergaulan.

Tidak terpenuhinya semua kebutuhan dasar mislanya  bisa menyebabkan orang mudah frustasi dan putus harapan karena merasa tidak memiliki masa depan. Seseorang cenderung  kecil hati dan cepat menyerah menghadapi realitas hidup yang dirasakan makin berat. Konsumsi makanan yang kurang gizi, kurang tidur dan olah raga juga akan mempengaruhi respons terhadap stress. Kondisi keluara juga dapat menjadi penyebab potensial munculnya stress. Bahkan Jangan salah, teman akrab atau pasangan hidup yang seharusnya menjadi orang terdekat bisa juga justru menjadi sumber stress utama. Komunikasi yang tidak berjalan baik, teman atau pasangan hidup kita kurang pengertian dan sebagainya ditambah ketidakmampuan untuk menjalin komunikasi yang harmonis akan menjadi bom waktu yang siap meledak setiap saat.

Lingkungan (masyarakat) juga dapat menjadi penyebab timbulnya stress. Masyarakat kian materialis dan cenderung individualis. Kepekaan terhadapan lingkungan sosial sangat rendah. Orang akan bersaing untuk bisa unggul dari dari segi materi tanpa peduli dengan kepentingan orang lain. Hubungan interpersonal semakin fungsional dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan seperti keramahan, perhatian, toleransi dan tenggang rasa. Akibatnya, tekanan isolasi dan keterasingan kian kuat; orang makin mudah kesepian di tengah keramaian. Ini yang disebut lonely crowded, gejala mencolok dari masyarakat materialis yang individualis dan sekuleristik.

Mengatasi Stress   
  • Fokus di dalam penyelesaian masalahSatu hal penting dalam mengatasi masalah adalah fokus di dalam penyelesaian masalah. Ini bisa diawali dengan melakukan analisis kecil dari setiap kejadian yang bisa mengakibatkan stress. Bagaimana mungkin penyelesaian masalah akan didapat kalau masalahnya sendiri tidak dimengerti. 
  • Hindari perkara yang akan  menimbulkan masalahJika sudah tahu bahwa ada aktivitas yang akan meninbulkan masalah baru maka sebaiknya jangan dilakukan. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup karena kesulitan ekonomi dengan berutang. Berutang memang salah satu jalan untuk mendapatkan uang dengan mudah. Sejenak masalah mungkin terselesaikan. Namun, sesudah itu, akan timbul masalah baru, bagaimana membayarnya.
  • Jauhkan diri dari situasi-situasi yang menekan. luangkan waktu untuk beristirahat walau hanya beberapa saat setiap harinya. Tubuh yang terlalu lelah sangat mudah sekali untuk mengalami stress.
  • Cari teman untuk berbagiTeman merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup. Bayangkan jika banyak sekali masalah yang dihadapi, tetapi tidak ada teman curhat yang dapat dipercaya. Ibarat gelas, jika diisi air terus menerus, akan tumpah meluber kemana-mana. Pastikan bahwa teman yang dipilih benar-benar yang bisa membantu, bukan yang justru akan menambah masalah baru.
  • Lakukan relaksasi . Intinya, istirahat menenangkan pikiran dan tubuh. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan selama proses relaksasi, misalnya membaca buku-buku ringan, mendengarkan musik atau pijat. Pijat merupakan salah satu relaksasi untuk melepaskan diri dari stress. Pijatan tidak hanya ampuh untuk menenangkan pikiran dan jiwa setelah seharian beraktivitas, tetapi juga dapat membantu meregangkan otot-otot yang penat dan menstimulasi peredaran darah.
  • Sempatkan melakukan olah ragaOlah raga sangat efektif untuk membantu mengatasi stress, karena berolah raga akan memperlancar peredaran darah dan membuka jantung untuk menerima lebih banyak oksigen. Olah raga juga akan membantu supaya bisa tidur lebih nyenyak pada malam hari. Energi yang dilepaskan pada saat berolah raga juga akan menstimulasi tubuh  untuk memproduksi lebih banyak endorphins yang merupakan hormon yang membuat kita merasa bahagia. Latihan pernafasan juga terbukti efektif dalam mengendalikan stress.
  • Berpikir positif. Potensi stress utama juga datang dari pikiran yang terus-menerus menginterpretasikan isyarat-isyarat dari lingkungan secara negatif. Bagaimana seseorang menginterpretasi berbagai peristiwa yang terjadi menentukan apakah ia akan mengalami  stress atau tidak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh cara berpikir seseorang dari yang bersifat sederhana sampai yang filosifis menyangkut pandangan hidup. Contoh sederhana, di depan ada gelas berisi air setengah, bagaimana seseorang melihatnya? Setengah penuh atau setengah kosong? Pikiran- pikiran yang menyebabkan stress sering bersifat negatif, penuh kegagalan,  hitam-putih, terlalu digeneralisasi, tidak berdasarkan fakta yang cukup, dan terlalu dianggap pribadi. Dalam hidup ini, memang ada berbagai masalah.  Pendeknya, ada seribu alasan untuk menjadi cemas kalau kita memikirkan masa depan. Namun, ada seribu alasan juga untuk memandangnya dengan rasa optimis. Jika pikiran negatif dan positif sama-sama bisa terjadi bisa juga tidak, mengapa kita tidak memilih berpikir positif? Dengan berpikir positif, jiwa akan menjadi lebih tenang.
  • Berprasangka baik. Tidak sedikit persoalan muncul sebetulnya karena buruk sangka (su’uzhann) yang sudah pasti belum tentu sesuai dengan faktanya. Karena itu,  bersikaplahhusnuzhann (baik sangka). Ketika mendapat kabar tentang suami, orangtua, anak atau orang-orang lain yang dekat dengan kita, berbaik sangkalah. Sebab, boleh jadi, saat sudah terlanjur kesal, marah-marah yang bisa memicu sterss, ternyata apa yang didengar bukan kejadian yang sesungguhnya. 
  • Tenang Tanamkan pada diri, bahwa kita dapat mengatasi segala sesuatu dengan baik, daripada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu yang terjadi. Berpikirlah dengan jernih ketika menghadapi suatu masalah. Ketenangan akan memudahkan mencari solusi yang tepat dalam menghadapi setiap persoalan.
  •  Sabar. Sabar merupakan cara mengatasi stress yang paling jitu.  Sabar disertai dengan niatan ikhlas hanya semata-mata untuk mencari ridha Allah akan menjadi energi yang luar biasa dalam menjalani kehidupan. Dengan begitu, seberat apapun beban yang diemban istri, insya Allah akan dapat dilakukan dengan ringan.
  • Tawakal. Tak ada masalah yang tidak ada penyeselesaian. Bertawakallah kepada Allah, insya Allah, Allah akan memberi kita jalan yang kadang di luar perkiraan. Saat ada kebutuhan sangat mendesak, rasanya sudah tidak ada jalan keluar, tanpa diduga ada yang mengantarkan rezeki ke rumah untuk memenuhi kebutuhan. Kepasrahan puncak kepada Allah perlahan akan meringankan beban dan tidak menimbulkan stress.
  • Doa. Berdoalah selalu kepada Allah Swt. dalam menyelesaikan masalah. Sebab, hanya Allahlah yang paling mengerti apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Doa akan menguatkan kita dalam menghadapi masalah seberat apapun.
Wallâhu a‘lam biash-shawâb. [] 

 # Disarikan dari Tulisan Dra. (Psi) Zulia Ilmawati; Psikolog, Pengisi Rubrik Konsultasi Tabloid Media Umat. (Dengan beberapa tambahan redaksi)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar